Al Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas, Terjemah dan Tafsir Jalalayn
Minggu, 17 Desember 2017
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 1
|
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
|
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
|
Tafsir Jalalayn Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 1 :
(Katakanlah, "Dialah Allah Yang Maha Esa") lafal Allah adalah Khabar dari lafal Huwa, sedangkan lafal Ahadun adalah Badal dari lafal Allah, atau Khabar kedua dari lafal Huwa.
Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 2
|
اللَّهُ الصَّمَدُ
|
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
|
Tafsir Jalalayn Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 2 :
(Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) lafal ayat ini terdiri dari Mubtada dan Khabar; artinya Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu untuk selama-lamanya
Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 3
|
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
|
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
|
Tafsir Jalalayn Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 3 :
(Dia tiada beranak) karena tiada yang menyamai-Nya (dan tiada pula diperanakkan) karena mustahil hal ini terjadi bagi-Nya.
Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 4
|
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
|
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
|
Tafsir Jalalayn Quran Surat ( 112 ) Al-Ikhlas Ayat 4 :
(Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.
(Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia) atau yang sebanding dengan-Nya, lafal Lahu berta'alluq kepada lafal Kufuwan. Lafal Lahu ini didahulukan karena dialah yang menjadi subjek penafian; kemudian lafal Ahadun diakhirkan letaknya padahal ia sebagai isim dari lafal Yakun, sedangkan Khabar yang seharusnya berada di akhir mendahuluinya; demikian itu karena demi menjaga Fashilah atau kesamaan bunyi pada akhir ayat.