Imam Asy Syibli dan kisah Kening dicium Rasulullah ﷺ
Minggu, 30 Juli 2017
Dalam dunia tasawuf, dikenal seorang yang bernama Syibli. Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Dalf bin Jahdar as-Syibli.
Orang - orang pada zamannya mengenalnya dengan sebutan majnun, alias gila, sinting, nyeleneh.
Imam Asy Syibili pernah memakai celak mata yang dicampur dengan garam, supaya ia tidak tertidur di waktu malam. Dengan begitu, ia bisa menghidupkan malam dengan shalat-shalat sunnat.
Jika datang bulan Ramadhan, maka ia makin giat beribadah melebihi orang-orang di masanya. Mungkin inilah sebagian dari ke-sinting-an Syibli.
Imam Asy Syibli lahir dan besar di Baghdad. Pada masa hidupnya ia berteman dan bersahabat dengan Junayd al-Baghdadi dan para ulama di masanya. Ia bermazhab Maliki dan wafat pada tahun 334 H atau 946 M, dan dimakamkan di Baghdad.
Diantara karamah yang dimiliki Asy Syibli dikisahkan dalam kitab Syarh Ratib al-Haddad, juga terdapat dalam Nashoihul Ibad makalah 28 yang menceritakan bahwa Asy Syibli pernah mendatangi majlis ilmu Abu Bakar bin Mujahid.
Melihat sahabatnya Asy Syibli datang, Abu Bakar segera bangun dari tempat duduknya kemudian menyambutnya, memeluknya,dan mencium keningnya.
Setelah kejadian itu, Abu Bakar ditanya oleh salah satu muridnya,
‘Duhai Guruku, mengapa engkau melakukan yang demikian kepada Syibli?
Padahal, engkau mengetahui dan semua penduduk Baghdad menganggapnya sinting?’
Abu Bakar bin Mujahid menjawab,
‘Apa yang aku lakukan kepadanya adalah karena mencontoh yang dilakukan Rasulullah ﷺ kepadanya.
‘Apa yang aku lakukan kepadanya adalah karena mencontoh yang dilakukan Rasulullah ﷺ kepadanya.
Aku pernah bermimpi melihat Asy Syibli datang kepada Rasulullah ﷺ lalu beliau bangun dari duduknya dan mencium kening Syibli.
Lalu dengan heran aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Duhai Rasulullah ﷺ , kenapa engkau berbuat demikian kepada Syibli?’
Rasululullah ﷺ menjawab, ‘Ya begitulah. Itu karena orang ini (Syibli) sehabis shalat senantiasa membaca ayat :
۞ Laqod jaa akum rasulun min anfusikum ‘aziizun ‘alaihi maa ‘anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina ro-uufurrohiim ۞
‘Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin (at-Taubah: 128)’,
lalu ia melanjutkannya dengan membaca shalawat kepadaku sebanyak 3 kali’.
صلى الله عليك يا محمد
Itulah buah dari ke-sinting-an Syibli.
Banyak oleh kita yang terlihat sinting untuk merendahkan diri dihadapan manusia.
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.