Umat Islam di Cilongkrang Cilacap Gotong Royong Bersihkan Gereja yang Roboh

Umat Islam di Cilongkrang Cilacap Gotong Royong Bersihkan Gereja yang Roboh
Warga muslim di desa Cilongkrang bergotong royong membersihkan puing gereja yang ambruk Selasa (26/9/2017)


CILACAP - Kearifan lokal terbukti mampu mengikat persaudaraan umat lintas agama di Cilacap.
Robohnya atap bangunan Gereja Kristus Rohani Indonesia (GKRI) di Dusun Karangjengkol, Desa Cilongkrang, Wanareja Cilacap (26/9), sontak membuat masyarakat yang tinggal di sekitar gereja kaget.

Gempa bumi berkekuatan 5 Skala ritcher yang mengguncang Tasikmalaya, sebelumnya, (25/9), diduga memicu keretakan tembok gereja.

Karena tembok retak, kerangka atap bangunan ikut patah hingga ambruk menimpa seisi ruangan gereja.

"Sebelum gempa, di sini hujan deras. Mungkin karena genteng menyerap air hingga lebih berat. Atapnya yang rapuh tak kuat menahan. Sebelumnya juga sudah retak karena pengaruh tebing longsor,"kata Pendeta GKRI, Diah Rusdiana, Rabu (27/9)

Mendengar kejadian itu, sebagian besar masyarakat sekitar yang beragama Islam sontak bereaksi sebagai bentuk empati.

Mereka tak pandang bangunan itu milik siapa, terlebih mengurus latar belakang agamanya.
Sekitar 20 an warga berduyun-duyun mendatangi gereja untuk membantu pekerjaan umat Nasrani yang tengah dilanda musibah.

Mereka berbagi tugas untuk mengevakuasi perlengkapan gereja yang tertimpa reruntuhan bangunan ke tempat yang aman.

Tak selesai sampai di situ, umat muslim itu bahu membahu membersihkan gereja dari puing reruntuhan serta pecahan genteng yang berserakan di lantai.

Menariknya, dari 20 an warga yang bergotong royong membersihkan gereja, hanya dua di antaranya yang beragama Nasrani atau jemaat GKRI. Sementara lainnya adalah umat muslim dari dua Rukun Tetangga (RT) yang tinggal berdekatan dengan gereja.

"Justru yang lebih tahu dulu adalah warga muslim karena mereka yang tinggal dekat sini. Karena warga non muslim rumahnya agak jauh di sana," katanya.

Menurut Diah, masyarakat di wilayahnya menjunjung tinggi toleransi. Gotong royong adalah kebudayaan masyarakat Jawa yang digali berdasarkan kearifan lokal.

Karena itu, tidak ada sekat Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) dalam urusan sosial dan kemanusiaan tersebut.

Merawat kearifan lokal berarti menjaga keharmonisan masyarakat yang sudah lama hidup dalam keberagaman.

Diah mengaku telah melaporkan musibah itu ke Pusat GKRI di Bekasi, Jawa Barat.
Sambil menunggu renovasi gereja, sekitar 25 jemaat GKRI sementara ini akan beribadah di rumahnya yang berjejeran dengan gereja.

( khoirul muzaki Tribunnews )

Belum ada Komentar untuk "Umat Islam di Cilongkrang Cilacap Gotong Royong Bersihkan Gereja yang Roboh"